Minggu, 19 April 2009

Masakan Chinese Food di Kelapa Gading

Masakan Cina atau kerap disebut Chinese Food tak ada habisnya, varian dan pengaruhnya sangat banyak. Masakan oriental ini menjadi pilihan yang tidak bisa dianggap enteng. Siapa yang tidak kenal bakmi, bakpau, fuyunghai, atau capcai. Bisa jadi, karena kegemaran makan orang Cina, maka varian masakan jadi sangat beragam dan lezat.

Kalau di Kelapa Gading, jangan ditanya, pilihan yang ditawarkan kawasan ini menyangkut jenis masakan Cina sangat beragam. Tentu posisinya menduduki ranking satu. Kwetiau termasuk salah satu pilihan yang bisa disebut. Selain itu, ada Rujak Juhi yang memiliki pengaruh kental dari budaya kuliner etnis Tionghoa.

Kalau urusan kwetiau di Kelapa Gading, tidak bisa lepas dari Kwetiau Sapi Kelapa Gading. Di Kwetiau Sapi Kelapa Gading, olahan bahan utama mirip mi, tapi lebih lebar, tebal, serta kenyal, ini memiliki rasa yang top banget. Siapa yang merasakannya, ditanggung ingin kembali. Apalagi buat penggemar kwetiau, yang satu ini jangan dilewatkan.

Tempat makan Kwetiau Sapi Kelapa Gading, yang terletak di Jalan Boulevard, Kelapa Gading, selalu ramai pengunjung. Letaknya setelah Mal Kelapa Gading ke arah Pulomas, di sebelah kiri jalan. Hampir setiap hari, 15 meja dengan 60 kursi tampak terisi tiga perempat ke dalam, mengalir dari waktu ke waktu, tak pernah melompong. Sekitar 15 karyawan hilir-mudik mengantar pesanan. Satu pengunjung selesai makan, digantikan oleh pengunjung lainnya.

Aroma dan penampilan masakan kwetiaunya sudah menjanjikan sejak dimasak dan diletakkan di piring. Mengepul panas dengan aroma khas. Menggoda liur untuk menari-nari di mulut. Sesampainya pesanan kwetiau goreng di meja, langsung saja irisan daging sapi tipis berwarna kecokelatan gelap terlihat menyeruak di antara kwetiau, toge, gumpalan telur, babat, dan kikil sapi.

Kwetiau memang dikenal dengan rasanya yang khas: kenyal ngangenin, pas dengan irisan daging sapi yang manis dan ditambah rasa sedikit gosong-gosong enak. Rasa manis ini masih dipadu dengan rasa renyah toge, yang juga bercampur di onggokan kwetiau--campuran manis, gurih, dan renyah sekaligus.

Rasa ini akan semakin segar bila diberi sambal cair berwarna merah kecokelatan. Rasa pedas asam sambal ini semakin mengimbangi rasa manis yang dominan, sehingga rasanya semakin pas. Dengan gaya makan agak menyeruput, sensasi kelezatan masakan yang satu ini semakin menanjak bila sudah masuk ke dalam mulut. Atau bisa ditambah rasa pedas dari potongan kecil cabe rawit pada acar.

Koh Ameng, pendiri, pemilik, dan pengelola Kwetiau Sapi Kelapa Gading, memang menjagokan tempat makannya ini pada kualitas rasa, tidak pada tempat, tampilan, atau prestisenya. "Konsep kami, sederhana, gampang dijangkau, harga tidak mahal, serta rasa yang diutamakan," kata Koh Ameng.

Pertama kali berdiri di Mal Kelapa Gading pada 1990, di food court di depan Supermarket Diamond (ketika Diamond masih di Mal Kelapa Gading). Koh Ameng ingin mandiri setelah bekerja pada restoran kwetiau milik kerabatnya, yang juga berada di Kelapa Gading. Kwetiau Sapi Koh Ameng mendapat sambutan yang meriah.

Lalu pada 1993, Koh Ameng membuka satu cabang di Food Court Supermarket Golden Truly, Gunung Sahari, Jakarta. Di sini pun ia dapat sambutan meriah. Kemudian dibuka di beberapa food court di perkantoran dan pusat keramaian, seperti di Sarinah, Thamrin, BNI 46, BII, dan Artha Graha SCBD. Namun, seiring dengan krisis moneter 1998, cabang-cabang di perkantoran ini tutup.

Kwetiau Sapi Kelapa Gading, selain ada di Mal Kelapa Gading, Boulevard, dan Golden Truly, ada di Cempaka Mas serta pertokoan di Meruya, Kebon Jeruk.

"Kwetiau sapi adalah masakan khas Cina-Kalimantan," kata pria kelahiran Pontianak, Kalimantan Barat, ini. Katakanlah kalau kwetiau Medan, menurut Koh Ameng, akan berbeda lagi resep dan rasanya. Resep dan sentuhan pengolahan kwetiau milik Koh Ameng berasal turun-temurun dari pihak keluarga istrinya, yang juga kelahiran Kalimantan.

Selain kwetiau goreng, ada kwetiau siram, kwetiau yam (kwetiau kering), dan kwetiau bun (goreng basah). Padanannya, bisa menikmati Liang Teh, minuman penyegar penghilang panas dalam olahan keturunan Cina.

Bagi penjelajah kuliner yang mencari Rujak Juhi, bisa merasakan mantapnya Rujak Juhi Ibu Lina, yang menggelar dagangannya di gerobak kecil di pelataran ruko Jalan Raya Kelapa Hibrida, Blok QG, dekat Bakso Joedest. "Rasanya enak, bumbunya terasa, dan ada rasa jeruk limau yang membuat segar. Kalau dimakan siang-siang, segar banget!" ujar Rina, penikmat Rujak Juhi Ibu Lina.

Rujak Juhi memang selalu membuat kangen penikmatnya. Tampilannya yang menggoda, dengan mi warna kuning mencolok, sayur selada warna hijau, kentang, irisan daging ayam, disiram bumbu kacang manis-asam, plus taburan abon Juhi di atasnya, membuat pengunjung sulit melupakan rasa segarnya.

Gerobak sederhana Rujak Juhi Ibu Lina dipenuhi pembeli yang turun dari mobil dan memesan dalam bentuk bungkusan untuk dibawa pulang. Kalau mau memakannya di tempat, tinggal menikmatinya di atas kursi plastik, yang hanya tersedia 3 buah di sana. Rujak Juhi Ibu Lina, yang buka dari jam 11.30 hingga jam 5 sore, menyediakan rujak Juhi yang bakal tidak mengecewakan.

Ah, rasanya jelajah masakan Cina di Kelapa Gading baru dimulai. Tapi baru beberapa, rasanya sudah nikmat sekali. Ternyata masih banyak makanan lain yang harus dicoba dan dijelajahi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar