Minggu, 19 April 2009

Senyum di Masa Kecil: Tanda Perkawinan Bahagia

Senyum di Masa Kecil: Tanda Perkawinan Bahagia

Tersenyumlah setiap kali di depan kamera. Karena menurut penelitian terbaru, foto-foto tersenyum Anda itu bisa menjadi kunci penunjuk menuju perkawinan bahagia. Bahkan foto-foto Anda dari jaman sekolah dulu ternyata amat penting kontribusinya untuk mengukur seberapa peluang Anda akan mampu menjalani perkawinan bahagia saat ini.

Peneliti dari DePauw University di Indiana baru saja menemukan korelasi antara gara-gara kurang senyum semasa foto jaman kanak-kanak dan peluang mengalami perceraian semasa kehidupan dewasa. Para peneliti melakukan penelitian pada koleksi foto-foto semasa sekolah dari kelas 1 sampai kelas 10 dan menemukan bahwa tak ada satupun dari 10 persen orang yang selalu tersenyum dalam foto-foto dimasa kanak-kanaknya itu yang mengalami perceraian. Dan lebih dari 10 orang yang tegang di dalam foto-fotonya yang mengalami gagal perkawinan.

Penelitian selanjutnya meminta kepada orang-orang yang telah berumur 65 tahun keatas untuk mengumpulkan foto-foto mereka semasa sekolah dan menemukan bahwa hanya 11 persen dari mereka yang selalu tersenyum sewaktu difoto yang mengalami perceraian, sedangkan 31 persen orang yang tegang dan tampak serius dalam foto-fotonya semasa sekolah mengalami gagal kawin.

Para peneliti berkesimpulan bahwa orang yang berkerut dahi ketika foto semasa anak-anak memiliki kemungkinan untuk mengalami perceraian kelak sesudah kawin, lima kali lebih besar dibanding dengan yang selalu tersenyum dalam foto kanak-kanaknya.

"Mungkin senyum seseorang akan membuat senang orang lain. Dan kombinasi keduanya akan membuat perkawinan lebih langgeng," ujar Matt Herstenstein, salah seorang peneliti.

Herstenstein juga membuat kesimpulan bahwa senyum di depan kamera mengindikasikan seseorang yang patuh dan mempunyai personaliti baik dan ini akan bisa menjadi modal untuk mengembangkan jaringan pertemanan yang lebih besar, sehingga menjadi kunci langgengnya sebuah perkawinan.

"Saya rasa hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa emosi yang positif adalah hal yang paling berharga dalam kehidupan kita. Ada banyak hal berharga yang dapat dihasilkan dari pribadi yang positif," ujar Herstenstein.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar